Aku selalu kagum dengan penulis, terutama penulis novel.
Sudah berulang kali aku dibuat seolah – olah masuk menjadi tokoh utama dalam
sebuah Novel. Untaian kata –kata dari setiap tulisan mereka seolah – olah
kualami sendiri. Sejenak, aku seperti menjalani hidup seperti alur yang ada di
cerita yang mereka tulis.
Seperti akhir – akhir ini, karena kesibukan datang bertubi –
tubi, penat yang mencapai tingkat kronis, dari pada aku membentur - benturkan
kepala tembok, akhirnya aku buka buku yang baru kupinjam dari temanku ini dan
kubaca isinya. Melalui kata – kata yang terangkai dalam buku ini, seolah – olah
aku pernah hidup di daerah yang bernama Maninjau. Gambaranku tentang kampung
yang bernama Maninjau semuanya kudapat dari kata – kata yang terangkum dalam
buku yang sekarang ada di sampingku ini. Maninjau terasa tidak asing bagiku.
Kenyataannya, sama sekali tubuh ini pernah singgah di
Maninjau. Hanya pengalaman batin saja, melalui rangkaian huruf, aku merasa
pernah bermain di sebuah danau di sana, tidur – tiduran di sebuah batu hitam
sebesar mobil, merasa pernah hidup di tempat yang jauh dari tempatku sekarang
berada.
Kemudian seolah aku merantau jauh dari Maninjau ke Bandung.
Hidup penuh perjuangan menghadapi cobaan tak berkesudahan di kota Kembang.
Memperjuangkan mimpi yang kian menjauh. Kemudian meningkatkan kadar usaha di
atas kadar rata – rata orang lain. Bersabar, hingga mimpi itu benar – benar
terkejar.
Sekarang di kamarku yang sempit ini, seolah – olah aku
sedang terdampar di sebuah negara di timur tengah. Menghirup udara pagi di
gurun, melihat rumah – rumahnya yang berbentuk kubus dan balok berwarna coklat
kekuning – kuningan. Menyusuri jalan – jalannya memakai pakaian yang longgar
dan panjang, menutupi kepala dan wajah karena sesekali angin bertiup kencang.
Takut mata ini kemasukan pasir gurun. Setelah cukup siang seolah –olah aku
beristirahat sejenak di bawah pohon kurma. Mengeluarkan botol air minum,
kemudian meneguknya samapi habis karena dahaga yang berlebih. Sungguh aku seolah
baru saja mengelilingi dunia.
Melalui tulisan, kita bisa membagi pengalaman kita pada
orang lain. Masih tersimpan impian empat tahun lalu, ingin rasanya bisa menulis
seperti mereka. Membagi kisah hidup untuk diambil semangat dan hikmahnya.
Semoga perjalanan hidupku ini layak untuk dikisahkan dalam sebuah buku
25 juni 2013. 11: 48 AM
Tegal, di atas ‘pulau peristirahatan’
di tengah ‘samudra
nikmat tiada tara’
0 Comments