Temui Saya di Facebook

Karakteristik, Susunan, dan Langkah Menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian
Penelitian tindakan merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis (Suwarsih Madya, 2007). Penelitian Tindakan (PT) adalah penelitian yang dilakukan secara kolaboratif oleh partisipan dalam ilmu sosial dan pendidikan untuk memperbaiki pemahaman dari pelaksanaan pekerjaannya sendiri, serta kondisi dan juga membawa dampak pada lingkungan di sekitarnya (Badrun KW, 2001).
Penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru di kelas yang ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran disebut ’Penelitian Tindakan Kelas’ atau Kegiatan Pembelajaran. PTK dilaksanakan untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku murid-murid di kelas, dan/atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas. PTK penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus keterampilan profesional guru (Wiraatmaja, 2005: 42).
PTK adalah suatu bentuk inkuiri pendidikan. Dalam pelaksanaanya, gagasan atau permasalahan pembelajaran diuji dan dikembangkan dalam bentuk tindakan. Langkah ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas. Selain itu, proses melakukan penelitian dapat mendorong guru mengembangkan diri menjadi seseorang yang lebih kompeten dalam menjalankan tugas. Guru yang profesional adalah guru yang selalu meningkatkan kualitas diri untuk memenuhi tuntutan tugas tanggung jawab profesinya.

2. Prinsip PTK        
Secara umum prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah :
a. Salah satu tugas utama guru adalah mengajar, maka pelaksanaan penelitian tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan pembelajaran
b. Metodologi yang digunakan harus terencana dengan cermat sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat duji dilapangan.
c. Permasalahan yang dipilih harus menarik, nyata, tidak menyulitkan, dapat dipecahkan dan berada dalam jangkauan peneliti untuk melakukan penelitian.
d. Pengumpulan data tidak mengganggu atau menyita waktu terlalu banyak karena akan mengganngu jalannya proses belajar mengajar.
e. Metode dan teknik yang digunakan tidak terlalu menuntut baik dari kemampuan guru itu sendiri maupun segi waktu.
f. Harus memperhatikan etika penelitian, tatakrama penelitian dan ramburambu pelaksanaan yang berlaku umum seperti yang diteliti harus dihormati kerahasian, semua yang terkait setuju dengan prinsip-prinsip penelitian, harus ada laporan dan lain-lain.
g. Kegiatan penelitian pada dasarnya harus merupakan gerakan yang berkelanjutan (on-going), karena cakupan peningkatan dan pengembangan sepanjang waktu menjadi tantangan

3. Karakteristik PTK
Karakteristik penelitian tindakan kelas antara lain :
a. Bersifat situasional, artinya berkaitan langsung dengan permasalahan yang konkrit dihadapi guru dalam kesehariannya. Hal ini dapat berkaitan dengan mengidentifikasi masalah dalam konteks tertentu. Masalahnya diangkat dari praktik pembelajaran keseharian yang dapat dirasakan oleh guru atau siswa atau keduanya.
b. Bersifat kontekstual, artinya upaya penyelesaian atau pemecahannya demi peningkatan mutu pendidikan, prestasi siswa, profesi guru dan mutu sekolah tidak terlepas dari konteksnya dengan cara merefleksi diri yaitu sebagai praktisi dalam pelaksanaan tugas-tugas kesehariannya sekaligus secara sistemik meneliti dirinya sendiri.
c. Bersifat kolaboratif dan partisipatif antara guru, siswa dan individu lain yang terkait dalam proses pembelajaran, yaitu suatu satuan kerja sama secara langsung atau tidak langsung dengan perspektif berbeda. Misalnya bagi guru demi meningkatkan profesionalismenya, bagi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Kolaborasi diartikan sebagai kerja sama saling tukar menukar ide untuk melakukan aksi dalam rangka memecahkan masalah.
d. Bersifat self-evaluatif (evaluatif dan reflektif), yaitu kegiatan mengevaluasi dan merefleksikan praktik pembelajaran yang dikelolanya, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan perbaikan dalam praktik yang dilakukan guru.
e. Bersifat fleksibel dan adaptif (luwes dan menyesuaikan), yaitu memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan. Adanya penyesuaian menjadikan prosedur yang cocok untuk bekerja di kelas yang memiliki banyak kendala yang melatarbelakangi masalah-masalah di sekolah. Penelitian Tindakan Kelas lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan ditempat kejadian .
f. Bertujuan untuk pemecahan masalah praktis. Dengan demikian temuantemuannya berguna dalam dimensi praktis tidak dapat digeneralisasi sehingga tidak secara langsung memiliki andil pada usaha pengembangan ilmu. Kajian permasalahan, prosedur pengumpulan data dan pengolahannya dilakukan secermat mungkin dengan mendasarkan pada keteguhan ilmiah.

4. Tujuan dan manfaat PTK
a. Tujuan PTK
Tujuan PTK dapat digolongkan dua jenis, yaitu tujuan utama dan tujuan sertaan (I Wayan Santyasa, 2007).
1) Tujuan utama
a. Melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis kondisi, kemudian mencoba secara sistematis berbagai tindakan alternatif yang diyakini secara teoretis dan praktis dapat memecahkan masalah pembelajaran.
b. Melakukan pengembangan keterampilan guru bertolak dari kebutuhan menanggulangi berbagai persoalan aktual tentang pembelajaran.

2) Tujuan sertaan
Menumbuh kembangkan budaya meneliti di kalangan Guru. Melalui PTK terjadinya proses latihan dalam jabatan selama penelitian berlangsung. Guru akan lebih banyak mendapatkan pengalaman tentang keterampilan praktik pembelajaran secara reflektif ketika melaksanakan PTK.

b. Manfaat PTK
Manfaat PTK yang terkait dengan komponen pembelajaran antara lain adalah:
1)    Membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran di kelas
2)    Meningkatkan rasa percaya diri guru, sehingga secara keilmuan menjadi lebih berani mengambil prakarsa yang dapat memberikan manfaat perbaikan
3)    Memungkinkan guru aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
4)    Meningkatkan profesionalitas guru dan menjadikan guru menjadi pribadi yang terus belajar dan meningkatkan kualitas kinerjanya.
5)    Meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar peserta didik
6)    Inovasi pendidikan yang berawal upaya guru memperbaiki pembelajaran

5. Sasaran PTK
Suharsimi (2002, Kemdiknas 2010) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu “Penelitian” + “Tindakan“ + “Kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut. (1) Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. (2) Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. (3) Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru. Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam sebuah kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah sebagai berikut.
a. Siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedang mengikuti proses pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain.
b.  Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain penggunaan metode atau strategi pembelajaran, penggunaan pendekatan pembelajaran, dan sebagainya.
c. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau menyajikan materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Contoh permasalahan tentang materi yang dapat menjadi sasaran PTK misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya.
d. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dangan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu. Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar.
e. Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik), merupakan produk yang harus ditingkatkan melalui PTK. Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang dilakukan serta unsur lain dalam proses pembelajaran seperti metode, media, guru, atau perilaku belajar siswa itu sendiri.
f. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang lingkungan siswa di rumah. Dalam PTK, bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya.
g. Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa dengan bentuk tindakan. Contoh permasalahan tentang pengelolaan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruang kelas, dan lain sebagainya.

6. PTK sebagai tindak lanjut hasil refleksi pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran yang telah dilakukan guru dapat mengidentifikasi permasalahan yang harus diselesaikan sekaligus mengidentifikasi tindakan pemecahan yang perlu dilakukan. Hasil refleksi pembelajaran berupa permasalahan dan solusinya selanjutnya dapat ditindaklanjuti melalui PTK. PTK dilaksanakan sebagai wahana memecahkan masalah yang ditemukan sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Prosedur pelaksanaan PTK antara lain meliputi penetapan focus permasalahan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan yang diikuti dengan kegiatan observasi, interpretasi, dan analisis, serta refleksi (Kemdiknas, 2011). Apabila diperlukan, pada tahap selanjutnya disusun rencana tindak lanjut. Pelaksanaan PTK dilakukan secara berdaur membentuk suatu siklus. Berikut rangkaian kegiatan dari setiap siklus.


a. Penetapan Fokus Permasalahan
Sebelum suatu masalah ditetapkan/dirumuskan, perlu ditumbuhkan sikap profesional dan keberanian untuk mempertanyakan, misalnya tentang kualitas proses dan hasil pembelajaran yang dicapai selama ini. Sikap tersebut diperlukan untuk menumbuhkan keinginan peneliti memperbaiki kualitas pembelajaran. Tahapan ini disebut dengan tahapan merasakan adanya masalah. Secara umum karaktersitik suatu masalah yang layak diangkat untuk PTK adalah sebagai berikut.
1)    Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang dirasakan dalam proses pembelajaran.
2)    Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan diidentifikasi factor-faktor penyebabnya. Faktor-faktor tersebut menjadi dasar atau landasan untuk menentukan alternatif solusi.
3)    Masalah tersebut sangat merisaukan dan mendesak untuk segera diatasi.
4)    Adanya kemungkinan untuk dicarikan alternatif solusi bagi masalah tersebut melalui tindakan nyata yang dapat dilakukan guru/peneliti.

b. Perencanaan Tindakan
Tahapan perencanaan tindakan terdiri atas kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan masalah. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan guru.
2) Menetukan cara yang tepat untuk memperbaiki proses pembelajaran dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan.
3)  Membuat secara rinci rancangan tindakan yang akan dilaksanakan mencakup; (a) Bagian isi mata pelajaran dan bahan belajarnya; (b) Merancang strategi dan langkah pembelajaran sesuai dengan tindakan yang dipilih; serta (c) Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpul data yang sesuai.

c. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahapan ini, rancangan strategi dan skenario pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan penutup diterapkan. Skenario tindakan harus dilaksanakan secara benar tampak berlaku wajar.

d. Pengamatan/Observasi dan Pengumpulan Data
Tahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti) melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan scenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, atusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain.

e. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dan proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi.

7. Menindaklanjuti hasil refleksi pembelajaran melalui PTK
a. Identifikasi Masalah dan Merumuskan Masalah
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran yang telah dilakukan, guru dapat mengidentifikasi permasalahan apa yang harus diselesaikan. Diantara masalah-masalah tersebut, dapat dipiilih masalah yang penyelesaiannya dapat melalui penelitian tindakan kelas. Kriteria dalam menentukan masalah untuk penelitian tindakan kelas adalah :
1) Masalahnya harus penting bagi orang yang mengajukan masalah dan sekaligus signifikan.
2) Masalah yang diajukan hendaknya dalam jangkauan penanganan
3) Pernyataan harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental

b. Analisis Masalah
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap sejumlah masalah sebagai hasil identifikasi masalah untuk menentukan urgensi tindakan. Untuk mempertajam hasil analisis, kegiatan analisis dapat dilakukan dalam bentuk diskusi sesama guru, dengan fasilitator maupun kajian hasil penelitian terdahulu ataupun kajian pustaka yang relevan.

c. Merumuskan Gagasan Pemecahan Masalah
Dari berbagai gagasan yang diduga dapat memecahkan masalah kemudian ditentukan satu tindakan yang diduga paling tepat dalam memecahkan masalah. Tindakan inilah yang kemudian dipraktikkan dalam pembelajaran melalui PTK.

d. Membuat rancangan penelitian
Proposal PTK pada dasarnya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, dan metode penelitian. Komponen pada pendahuluan umumnya terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ada yang menambahkan identifikasi masalah (diletakkan sebelum rumusan masalah) dan definisi operasional. Bagian kajian pustaka umumnya berisi landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Hipotesis dalam PTK adalah hipotesis tindakan sehingga dituliskan sebagai “hipotesis tindakan”. Komponen pada metode penelitian umumnya terdiri atas jenis penelitian, setting penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal pelaksanaan penelitian dan indikator keberhasilan. Bila penelitian yang dilakukan dibiayai oleh sponsor ditambahkan pula sumber dana.

e. Menyusun laporan penelitian
Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa proposal penelitian berisi tentang rancangan penelitian yang meliputi: pendahuluan; landasan teori, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian; serta metode penelitian. Ketika penelitian telah dilakukan, dan pelaksanaan dilakukan menurut rencana yang telah dituliskan pada proposal, maka pada saat menulis laporan, hal-hal yang dituliskan dalam proposal penelitian dapat digunakan sebagai bahan untuk menulis laporan penelitian. Selain itu, pada laporan penelitian juga dijelaskan hasil penelitian yang diperoleh.
Oleh karena itu, selain komponen diambil dari proposal penelitian, laporan penelitian juga dilengkapi dengan penjelasan hasil dan kesimpulan penelitian. Kedua hal ini biasanya dituliskan dalam dua bab berbeda, yaitu Bab IV dan Bab V. Bab IV berisi tentang penjelaskan utuh hasil-hasil penelitian disertai dengan paparan data dan pembahasanya, sedangkan Bab V berisi kesimpulan hasil penelitian, disertai dengan saran dan atau rekomendasi.

8. Proposal PTK
a. Tujuan dan Manfaat Proposal PTK
Proposal PTK merupakan paparan rencana kegiatan yang dituliskan atau dituangkan dalam narasi. Intisari dari proposal penelitian berisi gagasan masalah yang akan diselesaikan, rencana pemecahan masalahnya, dan alasan tentang pentingnya masalah itu untuk diselesaikan. Alur berpikir dalam menyusun proposal harus logis dan sistematis. Alur berpikir yang logis dan sistematis ini harus terlihat dari komponen-komponen proposal yang satu dengan lainnya saling terkait. Tujuannya agar rangkaian rencana tindakan dapat terarah dan mencapai tujuan, yaitu masalah dalam pembelajaran matematika dapat terselesaikan. Dengan demikian, proposal ini akan menjadi pedoman Anda dalam melaksanakan penelitian tindakan.

b. Komponen Proposal PTK
Proposal PTK pada dasarnya terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, dan metode penelitian. Komponen pada pendahuluan umumnya terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ada yang menambahkan identifikasi masalah (diletakkan sebelum rumusan masalah) dan definisi operasional.
Bagian kajian pustaka umumnya berisi landasan teori, penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Hipotesis dalam PTK adalah hipotesis tindakan sehingga dituliskan sebagai “hipotesis tindakan”. Komponen pada metode penelitian umumnya terdiri atas jenis penelitian, setting penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, jadwal pelaksanaan penelitian dan indikator keberhasilan. Bila penelitian yang dilakukan dibiayai oleh sponsor ditambahkan pula sumber dana. Prosedur penelitian, data dan teknik analisis data, jadwal pelaksanaan, dan prakiraan biaya.

c. Perancangan Proposal PTK Bagian Pendahuluan
Ibarat tubuh manusia maka bab Pendahuluan adalah bagian kepala. Hal ini bermakna, bab Pendahuluan merupakan bab yang pokok dan penting. Pada bagian ini, Anda menguraikan Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian. Subbab-subbab tersebut merupakan pengendali dari penelitian Anda. Perlu diingat antara subbab satu dengan lainnya harus merupakan satu jalinan yang logis.

1) Latar Belakang
Latar Belakang ibaratnya wajah yang mencerminkan jati diri seseorang. Pada Latar Belakang, Anda harus meyakinkan pembaca bahwa masalah tersebut betul-betul masalah di kelas yang perlu, penting dan mendesak untuk diselesaikan. Untuk itu kemukakan secara jelas bahwa masalah itu merupakan masalah yang nyata terjadi di kelas Anda. Anda dapat mengungkapkan kembali catatan case study Anda dalam sajian bahasa yang lebih formal.
Memulai gagasan pada Latar Belakang tidak perlu terlalu jauh. Contohnya, jika Anda hendak membicarakan keaktifan siswa di kelas maka Anda tidak perlu mengawalinya dengan pasal 31 UUD 1945. Memulai gagasan pada Latar Belakang adalah dari hal yang umum tapi tidak terlalu umum atau jauh, kemudian agak spesifik pada permasalahan Anda, setelah itu hal khusus menyangkut masalah penelitian Anda di kelas. Gagasan tersebut diungkapkan dalam kalimat-kalimat yang alurnya harus logis. Alur yang logis artinya runtut dan saling terkait antara suatu kalimat dengan kalimat berikutnya. Perlu diingat bahwa PTK adalah karya tulis ilmiah sehingga kata-kata didalamnya harus dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Contoh rangkaian gagasan pada Latar Belakang untuk PTK berjudul “Meningkatkan keaktifan mempelajari bilangan pecahan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V SD”. Perlu diingat bahwa fokus masalah penelitian ini adalah keaktifan siswa, maka untuk latar belakang dapat dimulai dari paparan tentang idealisme pendidikan matematika secara umum. Atau dari idealisme proses pembelajaran secara umum. Kemudian menuju pada gagasan yang agak spesifik misalnya kondisi pembelajaran matematika yang ideal dan harapan agar siswa berpartisipasi aktif. Namun, mengingat ini PTK latar belakang lebih baik fokus pada masalah kelas, sehingga hal pengantar umum jangan terlalu banyak.
Berikutnya dapat dikontraskan paparan tentang kondisi yang ideal tersebut dengan kondisi nyata yang terjadi dalam pembelajaran matematika di kelas Anda. Dalam hal ini dapat diungkapkan pengalaman pribadi guru seperti case study dalam bahasa yang formal. Berikutnya disampaikan bahwa ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran berdampak timbulnya masalah-masalah lain, seperti konsentrasi belajar rendah, kondisi kelas tidak kondusif, proses belajar mengajar tersendat, hingga berakibat prestasi belajar matematika yang rendah. Dalam hal ini meyakinkan pembaca proposal bahwa masalah siswa tidak aktif itu ada di kelas dan sangat mengganggu kelancaran belajar mengajar, sehingga perlu diselesaikan atau diatasi. Pada paragraf selanjutnya dijelaskan akan mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan suatu pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sampaikan alasan mengapa memilih tipe STAD.
Gunakan bukti-bukti penelitian atau sedikit paparan teori yang mendukung bahwa tipe STAD diyakini dapat mengatasi masalah ketidakaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada akhir subbab Latar Belakang Anda dapat menyampaikan maksud melakukan penelitian tentang peningkatan keaktifan siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2) Rumusan Masalah
Materi Rumusan Masalah diperoleh dari pengerucutan masalah pada Latar Belakang, hal ini menunjukkan jalinan logis antara Latar Belakang dan Rumusan Masalah.
Contoh:
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut
Apakah pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions(STAD) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari bilangan pecahan?

3) Tujuan Penelitian
Pada materi tujuan penelitian, Anda menyatakan apa yang menjadi tujuan Anda melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus bermuara dari Rumusan Masalah sehingga konsisten atau sejalan. Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui tindakan penelitian, sedangkan tujuan penelitian merupakan pernyataan tujuan melakukan tindakan penelitian. Tentu merupakan hal yang aneh atau tidak logis jika antara yang ditanyakan (rumusan masalah) dengan tujuan penelitian tidak sejalan.
Materi tujuan penelitian ibaratnya kompas sebagai penunjuk arah, apa yang Anda cari dalam penelitian ini. Oleh karena itu, Tujuan Penelitian merupakan hal yang penting karena berdasarkan pernyataan inilah Anda mengendalikan arah penelitian.
Contoh pernyataan tujuan penelitian.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari bilangan pecahan melalui pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe STAD.
Itu berarti arah kegiatan Anda dalam memberikan serangkaian tindakan melalui PTK adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa. Berdasarkan pernyataan tujuan penelitian ini Anda dapat menentukan indicator keberhasilan tindakan untuk satu siklus PTK. Tindakan dikatakan berhasil jika dalam proses pembelajaran telah menunjukkan peningkatan keaktifan siswa.

4) Manfaat Penelitian
Pada bagian Manfaat Penelitian, Anda menyampaikan nilai manfaat dari hasil penelitian yang diperoleh bagi guru, siswa, sekolah, atau instansi terkait lainnya. Uraikan sumbangsih hasil penelitian Anda terhadap kualitas pembelajaran sehingga tampak manfaatnya terutama bagi siswa. Kemukakan pula inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini.
Contoh pernyataan manfaat penelitian.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan memberikan data empiric bagi kepentingan peningkatan kualitas pembelajaran matematika di SD. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan model pembelajaran matematika yang berpusat pada siswa.

5) Definisi Operasional
Pada materi Definisi Operasional Anda mendefinisikan istilah-istilah yang Anda gunakan khususnya pada kalimat Judul Penelitian. Hal ini dimaksudkan agar terdapat kesamaan persepsi mengenai arti atau makna istilah yang digunakan. Hal ini juga diperlukan jika terdapat beragam definisi terhadap istilah yang sama, maka Anda perlu menegaskan definisi mana yang Anda gunakan. Definisi mana yang digunakan ditentukan oleh dasar teori yang menjadi acuan Anda dalam melaksanakan penelitian. Definisi istilah dalam penelitian tidak mengacu pada kamus melainkan pada dasar teori yang digunakan dalam penelitian tersebut.

6) Menyusun Kajian Pustaka
Setelah Anda menyusun materi Pendahuluan, maka Anda kemudian perlu mencari berbagai pustaka untuk dipelajari dan dikaji sebagai bekal keilmuan dalam melakukan penelitian. Lalu, apa saja yang perlu Anda tuliskan pada kajian pustaka.
Bab Kajian Pustaka ibaratnya tubuh pada manusia yang menjadi penopang. Tubuh yang ideal tentu ukurannya harus proposional dan lebih besar daripada kepala (bab pendahuluan). Hal ini artinya, Anda harus memiliki bekal ilmu yang memadai untuk melakukan penelitian. Semakin banyak buku yang dibaca dan dijadikan acuan tentu semakin terbuka wawasan Anda. Luasnya wawasan akan membuka pandangan Anda terhadap masalah penelitian menjadi lebih aktual dan akurat. Secara sederhana, jumlah halaman untuk Kajian Pustaka harus lebih banyak daripada jumlah halaman untuk Latar Belakang. Namun tentunya tidak asal menulis agar jumlah halaman bertambah banyak.
Pada materi Kajian Pustaka, Anda menuliskan berbagai sumber kajian yang relevan dengan masalah penelitian Anda. Uraian tersebut tidak hanya berupa pembahasan tapi juga analisis dan kesimpulannya. Materi Kajian Pustaka umumnya berisi penjelasan mengenai landasan teori, hasil penelitian yang relevan, Kerangka Pikir dan Hipotesis Tindakan.

7) Landasan Teori
Landasan teori membahas semua variabel pada judul penelitian dari perspektif teoritik. Anda memiliki gagasan masalah penelitian, Anda telah merumuskan masalahnya, dan menentukan tujuan penelitian Anda, maka Kajian Pustaka adalah bekal Anda untuk mencapai tujuan tersebut.
Sebelum melakukan penelitian setidaknya Anda telah memiliki bekal konsep keilmuan dan teknis pelaksanaannya. Seorang yang akan meneliti harus mampu menjawab pertanyaan Apa, Mengapa, dan Bagaimana terkait dengan variabel penelitian. Bila relevan, harus mampu pula menjawab pertanyaan kapan, siapa, dan dimana.
Contoh landasan teori yang diperlukan untuk PTK berjudul “Meningkatkan keaktifan mempelajari bilangan pecahan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V SD”. Pada judul tersebut terdapat beberapa kata kunci yaitu: keaktifan, konsep bilangan pecahan, pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), siswa kelas V SD. Oleh karena itu, setidaknya Anda memerlukan landasan teori bagi semua kata kunci tersebut. Anda perlu mempelajari dan menuliskan berbagai teori tentang keaktifan. Tentu yang dimaksud disini adalah keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kemudian Anda perlu mempelajari dan menuliskan berbagai teori mengenai pembelajaran konsep bilangan pecahan. Mengapa teori tentang pembelajaran bilangan pecahan dan bukan konsep tentang bilangan pecahan itu sendiri? Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah pembelajarannya dan bukan konsep bilangan pecahannya. Ingat pada saat kegiatan menganalisis masalah bahwa masalah ini lebih cenderung pada masalah strategi pembelajarannya dan bukan masalah materi (subject matter). Anda juga perlu mempelajari dan menuliskan teori pembelajaran kooperatif. Kemudian secara khusus Anda membahas mengenai tipe STAD. Dan, yang tak kalah penting adalah Anda perlu membahas karakteristik siswa SD khususnya kelas V misalnya dari tinjauan teori psikologi perkembangan.

8) Penelitian yang Relevan
Pada materi Kajian Pustaka perlu disampaikan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian Anda. Utamanya merupakan argumentasi rekomendasi terhadap rencana tindakan yang Anda pilih. PTK ibaratnya adalah proses terapi atau pengobatan terhadap suatu penyakit dalam pembelajaran, maka dalam hal ini guru adalah sang dokter. Dokter yang baik tentu tidak akan sembarangan dalam memberikan obat. Obat atau terapi yang diberikan tentu pilihan yang diyakini akan berhasil. Dasar dari keyakinan tersebut adalah hasil penelitian terdahulu yang membuktikan bahwa terapi tersebut manjur.
Penelitian seperti apa yang relevan untuk mendukung PTK Anda? Berikut contoh untuk PTK berjudul “Meningkatkan keaktifan mempelajari bilangan pecahan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V SD”. Penelitian yang relevan antara lain: penelitian tentang keberhasilan pembelajaran kooperatif tipe STAD, penelitian tentang upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika SD, dan penelitian tentang keberhasilan pembelajaran konsep bilangan pecahan di SD. Yang diperhatikan adalah masalah dan hasil penelitiannya bukan metode penelitiannya. Jika Anda akan melakukan PTK bukan berarti penelitian lain yang relevan dengan penelitian Anda juga harus berupa PTK. Hasil penelitian sebelumnya dapat menjadi dasar pertimbangan Anda dalam menyusun rencana tindakan. Untuk itu, ketika Anda mempelajari suatu penelitian, Anda harus melihat pada bagian kesimpulan dan rekomendasi dari laporan penelitian tersebut.

9) Kerangka Pikir
Kerangka Pikir merupakan standing position atau pendapat pribadi peneliti setelah mempelajari sekian banyak buku teori/kajian pustaka dan hasil penelitian orang lain. Oleh karena itu, kerangka pikir hendaknya menunjukkan orisinalitas ide atau arah pemikiran peneliti yang murni, bukan kutipan-kutipan melainkan kata-kata peneliti sendiri yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

10) Hipotesis Tindakan
Hipotesis Tindakan adalah tindakan yang akan dilaksanakan guna memecahkan masalah yang diteliti dan adanya upaya melakukan peningkatan perbaikan. Ini berarti, hipotesis tindakan merupakan pernyataan sementara peneliti berdasarkan kajian pustaka bahwa jika dilakukan tindakan ini maka diyakini akan mengatasi masalah itu. Pernyataan yang dituangkan harus tegas dan diyakini kebenarannya
Contoh hipotesis tindakan untuk PTK berjudul “Meningkatkan keaktifan mempelajari bilangan pecah dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V SD” adalah “Pembelajaran dengan kooperatif tipe tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan mempelajari bilangan pecahan siswa kelas V SD”.

11) Metodologi Penelitian
Bagian akhir namun tak kalah penting dari sebuah proposal PTK adalah Metode Penelitian. Bagian ini menggambarkan rencana teknis PTK Anda. Umumnya bagian Metode Penelitian menjelaskan tentang Siapa, Dimana, Kapan dan Bagaimana. Siapa subjek yang akan diteliti atau yang akan dikenai tindakan. Dimana penelitian tesebut akan dilaksanakan dan kapan pelaksanaannya. Bagaimana teknis penelitian akan dilakukan.
Teknis penelitian meliputi seperti apa teknik pengambilan datanya, bagaimana cara menganalisis data tersebut, dan bagaimana rencana tindakan penelitiannya. Penelitian dengan tindakan mengandung kegiatan yang bersiklus. Hal yang dapat direncanakan hanyalah untuk siklus pertama, sedangkan rencana tindakan untuk siklus kedua dan seterusnya dirancang berdasarkan hasil refleksi. Oleh karena itu, proposal PTK berisi rencana awal yang sifatnya tentatif dan terus berkembang. Rencana tindakan pada proposal PTK bukanlah rencana yang merupakan skenario untuk setiap siklus. Berbeda dengan laporan PTK yang merupakan paparan dari kegiatan PTK yang telah dilaksanakan. Dalam laporan PTK, Anda harus menjelaskan tindakan yang dilakukan pada masing-masing siklus PTK.

12) Subyek Penelitian dan Lokasi Penelitian
Pada materi ini, Anda menyebutkan siapa yang akan diteliti atau siapa yang menjadi target rencana tindakan. Biasanya pada subbab ini sekaligus diikuti dengan disebutkannya lokasi penelitian dan rencana waktu pelaksanaannya. Anda juga dapat menjelaskan tentang lokasi dan gambaran siswa yang menjadi subyek penelitian. Jelas bahwa subyek penelitiannya adalah siswa di kelas yang bersangkutan dimana kelas tersebut menjadi setting dari case study yang diangkat untuk PTK.
Contoh untuk PTK berjudul “Meningkatkan keaktifan mempelajari bilangan pecah dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V SD”. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD....(.sebutkan nama sekolah tersebut ) Kecamatan........Kabupaten......(nama kecamatan dan kabupaten tempat sekolah berada). Penelitian akan dilaksanakan pada, misalnya bulan Januari 2010 atau dimulai pada awal semester 1 tahun ajaran 2009/2010.

13) Data dan Sumber Data
Mengingat tujuan PTK adalah perbaikan dalam kualitas pembelajaran di kelas, tentu sumber data yang akurat berada dalam lingkungan kelas itu sendiri. Utamanya adalah siswa, kemudian dokumen hasil belajar, buku harian, jurnal pribadi guru seperti case study, foto, laporan pengamatan, hasil angket.
Misalnya Anda sedang meneliti tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran tentu sumber data yang tepat adalah catatan guru atau hasil observasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Tentunya kurang relevan bila untuk mengetahui keaktifan siswa hanya dilihat dari data presensi siswa.
Jika rumusan masalah Anda adalah “Apakah pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari bilangan pecahan?”, maka informasi apa yang Anda perlukan untuk menjawab rumusan masalah tersebut? Aktif tidaknya siswa selama proses pembelajaran dapat diketahui dari pengamatan, maka sumber data yang tepat adalah catatan guru. Bila informasi dari catatan guru dirasa masih kurang misalnya karena Anda membutuhkan informasi dari siswa sendiri, Anda dapat menambahkan informasi dari wawancara kepada siswa. Contoh lain, bila rumusan masalah Anda terkait dengan kompetensi siswa misalnya penguasaan konsep bilangan pecahan atau prestasi belajar bilangan pecahan, maka sumber data yang tepat disamping siswa itu sendiri juga data nilai hasil belajar siswa, dokumen portofolio siswa, atau hasil kerja siswa pada LKS, PR, dan sebagainya. Bila rumusan masalah Anda terkait dengan kemampuan mengingat tentu Anda tidak cukup mengumpulkan informasi dari hasil tes saja, Anda perlu melakukan wawancara kepada siswa.
Sumber data penelitian hendaknya memadai yaitu tidak hanya berasal dari satu sumber dan hendaknya ditinjau dari berbagai perspektif. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh informasi yang lengkap sebagai dasar membuat keputusan tindakan. Peneliti dapat memilahmilah mana sumber data utama dan mana sebagai sumber data pendukung.

14) Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data memiliki peran yang sangat penting dalam proses penelitian. Penarikan kesimpulan penelitian Anda ditentukan oleh data yang terjaring melalui instrumen penelitian. Bentuk instrumen penelitian yang harus Anda buat ditentukan oleh jenis teknik pengambilan datanya. Oleh karena itu, teknik pengambilan data yang Anda pilih harus dapat mencapai tujuan pengumpulan data yaitu untuk menjawab rumusan masalah. Jenis teknik pengambilan data dan instrumen penelitian yang bersesuaian dengan tujuan pengumpulan data.
Beberapa instrumen yang dapat digunakan peneliti untuk mengambil data dalam contoh penelitian di atas adalah sebagai berikut:

a) Peneliti.
Peneliti adalah pengumpul data utama. Selain itu peneliti juga berperan sebagai perencana, pelaksana, penganalisis, penafsir data, dan pelapor hasil penelitian.

b) Lembar Angket.
Angket keefektifan siswa mempelajari bilangan pecahan. Angket berupa kumpulan pertanyaan untuk mengetahui tingkat keefektifan siswa.

c) Lembar observasi.
Lembar observasi digunakan peneliti sebagai pedoman dalam melakukan pengamatan tentang keefektifan siswa. Lembar observasi disusun berdasarkan pedoman observasi.

d) Pedoman wawancara.
Pedoman wawancara digunakan sebagai panduan peneliti dalam melakukan tanya jawab baik dengan siswa maupun dengan guru yang bersangkutan agar wawancara yang dilakukan dapat terfokus pada sasaran.

e) Catatan lapangan.
Catatan lapangan merupakan sumber informasi berdasarkan hasil observasi berbagai aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi antar guru dan siswa, serta interaksi antara siswa dengan siswa. Aspek perencanaan, pelaksanaan, diskusi dan refleksi dituangkan secara deskriptif dalam catatan lapangan.

15) Teknik Pengumpulan Data
Pemilihan teknik pengambilan data ditentukan berdasarkan sumber datavpenelitian. Misal pada contoh masalah penelitian meningkatkan keaktifan siswa, sumber data yang relevan adalah dari siswa melalui pengamatan atau catatan guru selama pembelajaran dan wawancara kepada siswa. Maka, teknik pengambilan datanya menggunakan observasi dan wawancara. Contoh masalah penelitian meningkatkan minat belajar, sumber data yang relevan adalah dari siswa melalui performa dan pendapatnya. Maka, teknik pengambilan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan angket.
Contoh masalah penelitian meningkatkan penguasaan konsep bilangan pecahan atau prestasi belajar
bilangan pecahan, sumber data yang relevan adalah siswa yang dapat dilihat dari performa tertulis maupun verbal. Maka, teknik pengambilan datanya menggunakan tes hasil belajar, hasil kerja dalam LKS, PR, dan wawancara.
Suatu PTK memerlukan instrumen penelitian yang dapat mengumpulkan data mengenai proses pembelajaran dan tidak hanya mengenai hasil pembelajaran. Instrumen yang dibuat hendaknya dapat menangkap informasi mengenai terjadinya perubahan, perbaikan, atau peningkatan dalam proses pembelajaran dan bukan hanya informasi mengenai hasil dari intervensi yang telah dilakukan guru. Oleh karena itu, Anda tidak cukup hanya menggunakan tes sebagai alat pengumpul data dalam PTK.
Berikut ini pembahasan mengenai teknik pengumpulan data yang berorientasi pada proses.

a) Observasi.
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Pengamatan obyek dengan sistematika fenomena maksudnya pengamatan difokuskan pada perilaku tertentu. Contohnya observasi keaktifan siswa maka fenomena yang diamati adalah perilaku yang memenuhi indikator aktif dalam pembelajaran.

b) Wawancara.
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab lisan antara pewawancara dan narasumber. Dalam kegiatan wawancara, memungkinkan bagi pewawancara untuk memperhatikan ekspresi wajah, gerak tubuh, dan intonasi suara dari narasumber yang diwawancarainya. Oleh karena itu, wawancara sangat berguna bila peneliti memerlukan informasi yang sifatnya abstrak, misalnya ingin mengetahui keterampilan berpikir siswa, pendapatnya, perasaannya, dan sebagainya.
Berbeda dengan observasi, untuk melakukan wawancara diperlukan pemilihan dari subyek penelitian bila subyek penelitian sangat banyak jumlahnya. Misalkan dalam satu kelas terdapat lebih dari 30 siswa, tentu amat sulit dan menghabiskan banyak waktu bila harus mewawancarai semua siswa. Pemilihan siswa yang akan diwawancarai hendaknya representatif atau dapat mewakili kondisi yang ada di kelas. Misalkan wawancara untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran konsep bilangan pecahan dengan alat peraga, maka sampel yang diambil harus mewakili siswa yang pandai, siswa yang sedang, dan siswa yang dibawah rata-rata.

c) Angket.
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk diisi oleh responden. Responden dalam PTK adalah siswa atau pihak lain yang mungkin terlibat dalam penelitian sebagai sumber data.
Macam angket bisa berupa pertanyaan terbuka sehingga responden leluasa memberikan jawaban. Angket juga bisa berupa pernyataanpernyataan dimana responden kemudian memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya. Angket lebih tepat untuk menjaring informasi tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, atau diyakini.
Penggunaan angket juga memerlukan waktu khusus diluar kegiatan pembelajaran, namun angket dapat digunakan untuk menjaring informasi dari banyak responden sekaligus. Kelemahan menggunakan angket justru berasal dari responden sendiri, yaitu bila responden tidak memahami makna kalimat pertanyaan/pernyataan atau bila responden tidak memberikan jawaban yang jujur. Kelemahan tersebut dapat diminimalisir dengan menyusun kalimat pada angket sejelas mungkin dan guru menjelaskan pada siswa petunjuk pengisiannya serta perlunya memberikan jawaban apa adanya dan tidak ada sanksi apapun atas jawaban tersebut. Pengisian angket tersebut sekaligus melatih kejujuran responden.

16) Teknik Analisis Data
Jenis data dalam penelitian dapat dibedakan menjadi data kualitatif dan data kuantitatif. Sederhananya, data kuantitatif tentu berupa angka-angka seperti nilai hasil belajar, sedangkan data kualitatif berupa kata-kata seperti catatan pribadi guru, hasil observasi, hasil wawancara. Memahami jenis data yang terkumpul dari penelitian Anda, diperlukan untuk menentukan teknik analisis data yang tepat.
Bila data Anda berupa data kuantitatif, maka analisis datanya menggunakan statistika sederhana seperti rata-rata, modus, atau simpangan baku. Bila data Anda berupa data kualitatif maka analisis data dilakukan melalui:

a. Reduksi data.
Reduksi data dilakukan untuk memilah data yang sesuai dengan tujuan penelitian agar data yang terkumpul lebih terarah dan lebih mudah dikelola.

b. Penyajian data.
Penyajian data melalui informasi secara sistematik dari reduksi data mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi sehingga mempermudah dalam membaca data.

c. Triangulasi Data.
Triangulasi dilakukan dengan cara membandingkan data yang diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara dengan siswa dan guru, angket kreativitas siswa untuk mengecek keabsahan data.

d. Penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasar hasil semua data yang telah diperoleh.

17) Tahap/Siklus penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas pada dasarnya ada empat kegiatan yang dilakukan yaitu a) perencanaan (planning), b) tindakan (acting), c) pengamatan (observing), dan d) refleksi (reflecting). Kegiatan pada perencanaan antara lain melakukan identifikasi, merumuskan masalah, menganalisis masalah dan pengembangan intervensi. Kegiatan tindakan merupakan kegiatan praktis sebagai agent of change dalam pembelajaran yang dilakukan peneliti dalam memberdayakan siswa. Kegiatan pengamatan dilakukan dengan cara mengumpulkan data secara akurat untuk melihat kelebihan dan kelemahan teman yang melakukan pembelajaran dan selanjutnya di analisis. Kegiatan refleksi adalah kegiatan yang mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran baik pada siswa, suasana kelas maupun guru pelaku pembelajaran. Empat kegiatan tersebut dalam PTK dinamakan siklus. Siklus berikutnya dimunculkan apabila dalam siklus sebelumnya belum mencapai indikator keberhasilan. Kegiatan pada siklus berikutnya dapat sama dengan kegiatan pada siklus sebelumnya dengan berbagai
tambahan berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya

18) Jadwal Pelaksanaan
Jadwal penelitian merupakan rencana yang akan dilakukan dan kegiatannya meliputi persiapan, pelaksanaan dan pelaporan hasil penelitian dan umumnya tertuang dalam bentuk matriks. Berikut salah

19) Perkiraan biaya
Dalam melaksanakan penelitian memang dibutuhkan biaya. Besar biaya pengeluaran hendaknya sudah diperkirakan sebelumnya. Alokasi biaya disusun berdasarkan pos-pos kegiatan dan volume pekerjaan pada masing-masing tahap kegiatan. Tahap kegiatan pada penelitian adalah persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan. Anda kemudian menjabarkan secara rinci pekerjaan yang harus dilakukan pada masingmasing tahap diikuti dengan perkiraan biayanya.
Alokasi biaya disusun berdasarkan kebutuhan yaitu pos untuk honorarium tim peneliti; pos untuk pengadaan bahan dan alat penelitian seperti alat peraga, kertas, dan lain-lain; pos untuk perjalanan seperti sewa kendaraan, konsumsi, akomodasi; pos untuk menyusun laporan penelitian; pos untuk seminar (bila hasil penelitian tersebut akan disebarluaskan); pos lain-lain untuk hal-hal yang tidak terduga.

2. Laporan PTK
a. Halaman Judul
b. Pernyataan Keaslian Karya Tulis
c. Lembar Persetujuan/Pengesahan
d. Abstrak atau Ringkasan
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Tabel
h. Daftar Gambar
i. Daftar Lampiran
j. Bab I, II, dan III
k. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1) Deskripsi setting penelitian
2) Hasil Penelitian yang telah dilakukan
Pada bagian ini disajikan data lengkap dari semua aktivitas penelitian berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi dari setiap siklus. Setiap siklus tidak harus dilakukan satu kali pertemuan tetapi dapat terjadi dari beberapa pertemuan. Pada kegiatan akhir dari siklus merupakan refleksi dari semua aktivitas yang telah dilakukan untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan pada siklus berikunya. Tindakan yang dilakukan agar dipaparkan secara jelas, perubahan-perubahan maupun perbaikan-perbaikan yang terjadi selama proses tindakan melalui observasi atau pengamatan, tes, wawancara maupun angket. Kemukakan deskripsi dari semua hasil penelitian dari setiap siklus.
Semua aspek yang ada di lapangan diuraikan dengan jelas, dilanjutkan perubahan-perubahan yang terjadi setelah dilakukan tindakan yang telah dilakukan. Uraian dari setiap siklus harus disertai data yang lengkap, disertai dengan paparan yang jelas dalam bentuk narasi. Sajikan data yang diperoleh dalam bentuk grafik maupun tabel atau bagan dengan uraian yang jelas melalui analisis datanya. Rekaman yang diuraikan menunjukkan perubahan yang terjadi akibat dari tindakan yang telah dilakukan peneliti. Selanjutnya uraikan perubahan-perubahan yang terjadi akibat dari adanya tindakan yang telah dilakukan baik yang terjadi pada siswa, lingkungan kelas, minat, motivasi, hasil belajar, dan lainnya maupun pada guru peneliti sendiri. Disamping itu diuraikan pula alat yang digunakan untuk mengambil data baik berupa instrumen tes maupun non tes. Di bagian akhir berikanlah penjelasan tentang hasil disetiap siklus melalui hasil analisis maupun refleksi yang memberikan gambaran tentang aspek keberhasilan , kekurangan ataupun kelemahan. Kekurangan yang terjadi pada satu siklus digunakan untuk memperbaiki rancangan kegiatan pada siklus berikutnya. Disinilah perlunya dipaparkan hasil refleksinya secara jelas.

3) Pembahasan
Memaparkan alasan mengapa data yang diperoleh sedemikian rupa dan harus dikemukakan bahasan penelitian yang bersangkutan diperkuat, berlawanan, atau sesuai dengan hasil penelitian orang lain. Bahasan atau alasan tersebut dapat berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kemukakan semua hasil bahasan dari setiap siklus dalam suatu ringkasan untuk suatu hasil perubahan yang terjadi selama melakukan tindakan. Dengan tabel maupun rangkuman akan memperjelas adanya perubahan yang terjadi disertai dengan paparan yang jelas dan rinci. Untuk itulah setiap perubahan yang terjadi disetiap siklus disajikan dalam bentuk tabel atau grafis dan disertai narasi yang jelas dan rinci.
Contoh: Pada saat siswa melakukan pembelajaran kooperatif secara berkelompok, tampak beberapa anggota kelompok yang tidak terlibat dalam pembicaraan membahas masalah yang sedang dihadapi. Bahkan sebagian siswa bermain-main pensil atau alat tulis yang lain. Guru yang berkeliling ke kelompok-kelompok hanya sekedar lewat begitu saja, tidak ada teguran kepada anggota kelompok yang belum terlibat dalam pembahasan. Hal itu menunjukkan guru belum peka terhadap aktivitas yang kurang memguntungkan bagi siswa. Setelah dilakukan refleksi, maka pada siklus berikutnya guru telah memperbaiki aktivitasnya yaitu dengan memberikan sapaan kepada anggota kelompok yang belum memberikan kontribusinya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada pembelajaran sudah terlihat banyak anggota kelompok terlibat aktif dalam pembicaraan membahas masalah yang dihadapi.

l. Bab V. Simpulan dan Saran/Rekomendasi
Bagian ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian dan saran yang direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
1. Simpulan merupakan pernyataan singkat dan akurat yang disajikan dari hasil analisis data dan pembahasan. Isi pada bagian simpulan adalah jawaban atas permasalahan penelitian dan bukan hasil analisis statistik (bila ada). Jawaban permasalahan penelitian tersebut harus menunjukkan adanya korespondensi dengan tujuan penelitian. Simpulan disajikan secara jelas, singkat, dan padat. Simpulan juga harus sesuai dengan analisis dan hasil pembahasan. Simpulan harus disusun berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Periksa benang merah antara rumusan masalah dan hipotesis sudah sinkron/konsisten atau belum
2. Saran merupakan sinonim dari implikasi hasil penelitian, merupakan pengalaman dan pertimbangan peneliti yang diperuntukkan bagi peneliti bidang yang sejenis untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau permasalahan lain yang ditemukan dalam penelitian. Subbab saran ini tidak merupakan suatu keharusan.
m. Daftar Pustaka
n. Lampiran
Lampiran dalam laporan penelitian memuat: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Instrumen Penelitian, Beberapa hasil pekerjaan siswa, Foto kegiatan pembelajaran, Daftar hadir seminar proposal dan seminar hasil peneltian, Hasil refleksi

Post a Comment

1 Comments

  1. menang dengan mudah bermain di IONQQ
    ayo segera daftar dan coba
    WA; +855 1537 3217

    ReplyDelete